####tahun 1920#### Berdiri Technische Hoogeschool te Bandoeng ( TH Bandoeng ),karena terputusnya transportasi Hindia Belanda dengan Belanda , sehingga kolonial harus menyediakan tenaga ahlinya sendiri.Para studenten mendirikan Bandoeng Studenten Corpse(BSC). Mahasiswwa pribumi medirika Indische Studenten Verrreniging (ISV) karena meraa aspirasinya tidak tersalurkan.
####tahun 1940#### TH Bandoeng diganti menjadi Institute of Tropical Science (ITS).
####tahun 1944#### Jepang mengubah nama Institute of Tropical Science (ITS) menjadi Bandung Dogyo Daigaku
####tahun 1945#### seiring kemerdekaan Indonesia, Bandung Dogya Daigaku diubah namanya menjadi Sekolah Teknik Bandoeng. Selanjutnya STT Bnadoeng dipindahkan ke Yogyakarta menjadi STT Yogyakarta yang menjadi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada dengan dekannya, Ir. Rooseno.
####tahun 1947#### Belanda menguasai Bnadung, dan mendirikan Nood universities yang berkembang men jadi Universitiet Van Indonesie. Kampus STT Bandoeng dijadikan Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Teknik) dan Faculteit van Exacte Watenschap (Fakultas Ilmu Pasti). Berdiri Beberapa organisasi kemahasiswaan seperti Keluarga Mahasiswa Seni Rupa dan Himpunan Mahasiswa Bangunan dan Listrik ditahun berikutnya.
####tahun 1950#### Berdiri Dewan Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia dan UI Bandung. Terjadi arus politasi kemahasiswaan, seiring usaha partai politik untuk mendirikan wadah bagi mahasiswa. seperti PNI mendirikan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasionalisme Indonesia), CGMI(Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) yang dimiliki PKI.
####tahun 1959#### Perwujudan rencana Presiden Soekarno untuk mendakan pusat enelitian Ilmu alam murni, teknik, dan seni dilaksanakan dengan pemisahan Fakultas Teknik UI Bandung menjadi Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 maret.
####tahun 1960#### Berdiri Dewan Mahasiswa ITB(DM ITB) dengan ketua umum piet Corputty(T. sipil) dan Udaya Hadibroto (T. Pertambangan) sebagai wakil ketua umum.Pekerjaan besar DM ITB yang pertama adalah babaimana agar ITB tidak dilebur kedalam Universitas Pajajaran menajdi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan alam UNPAD.
####tahun 1962#### Udaya Hadibroto menjadi ketua umum DM-ITB. DM-ITB memobilisasi ratusan mahasiswa untuk mengikuti tri komando Rakyat (TRIKORA) demi pembebasan irian Barat.
####tahun 1963#### Pecah kerusuhan pada tanggal 10 mei, berbau konflik rasial yang melibatkan beberapa tokoh mahasiswa. pada periode ini, ITB terkena apa yang disebut serangan GMNI.
####tahun 1964#### Munculnya gerakan 30 September di Jakarta menyebabkan runtuhnya kekuatan mahasiswa sayap kiri ITB. Ketua umum DM ITB Rahmat Witoelar bersama rektor kolonel Ir. Kuntoadji mendirikan Komite Aksi Pembersiah ITB (KAPI) untuk membersihakan kampus dari unsur-unsur kiri khususnya dose dan mahasiswa pro-komunis.
####tahun 1966#### Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) terbentuk di berbagai kota dan kampus. Tri tuntutan Rakyat (Trytura) yaitu: 1.bubarkan PKI 2.Turunkan harga 3.retool kabinet dwikora Terbunuhnya Arief rahman Hakim, Mahasiswa kedokteran UI, oleh Cakrabirawa tanggal 24 februari 1966 memunculkan inisiatif DM ITB dan KAMI Bandung untuk mengirimkan Satuan Tugas berjumlah 200 Mhasiswa ke jakarta. Dipimpin Muslimin Nasution, Deddy Krishna, Fred Henuat, Adi sasono, Arifin Panigoro, dan Rudianto Ramelan. Surat perintah 11 maret 1966 mengakhiri aksi Tritura.
####tahun 1967### DM ITB menggulirkan isu "back to campus" untuk mengakhiri politisasi kampus sejak zaman orde lama. kampus dikembalikan pada fungsinya sebagai wahana pembelajaran dan penerapan tridharma perguruan tinggi. DM ITB sempat mengadakan event nasional seperti Ganesha Intervasity Games. Bahkan event regional seperti konferensi Mahasiswa Asia Tenggara(ASEAUS).
####tahun 1970#### Kepemimpinan DM-ITB dibawah Syarif Tando, menginisiasi pendirian Student Centre< BNI, Unit ITB, Asrama dan lain-lain. Maraknya kegiatan kemahasiswaan kembali mengarah kepada polotik nasional saat terjadi peristiwa 6 oktober 1970.
####tahun 1974#### Pada tanggal 11 januari, 35 Dewan Mahasiswa se-Indonesia berkumpul di Bina Graha untuk berdialog dengan presiden Soeharto menuntuk perbaikan kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan. Dialog ini akan ditindak lanjuti dalam sebuah aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta menyambut kedatangan Perdana Mentri Jepang, Kakuei Tanaka. Demonstrasi menyambut kedatangan PM Jepang ini malah bergulir menjadi aksi kerusuahn yang dikenal dengan nama malapetaka 15 januari 1974 (Malari).